1989: Ransomware pertama yang didokumentasikan, yang dikenal sebagai “AIDS Trojan” atau “P.C. Serangan Cyborg”, didistribusikan melalui floppy disk. Mereka menyembunyikan direktori file di komputer korban dan menuntut 189 USD untuk menampilkannya. Karena malware ini bekerja dengan mengenkripsi nama file daripada file itu sendiri, maka mudah bagi pengguna untuk membalikkan kerusakan tanpa membayar uang tebusan.
1996: Ketika menganalisis Trojan AIDS, ilmuwan komputer Adam L. Young dan Moti Yung memperingatkan bentuk malware di masa depan yang dapat menggunakan kriptografi yang lebih canggih untuk menyandera data sensitif.
2005: Setelah serangan ransomware yang relatif sedikit di awal tahun 2000-an, peningkatan infeksi dimulai, berpusat di Rusia dan Eropa Timur. Varian pertama yang menggunakan enkripsi asimetris muncul. Karena ransomware baru menawarkan cara yang lebih efektif untuk memeras uang, semakin banyak penjahat siber yang mulai menyebarkan ransomware ke seluruh dunia.
2009: Pengenalan cryptocurrency, khususnya Bitcoin, memberi penjahat siber jalan untuk menerima pembayaran tebusan yang tidak dapat dilacak, mendorong lonjakan berikutnya dalam aktivitas ransomware.
2013: Era modern ransomware dimulai dengan CryptoLocker yang meresmikan gelombang serangan ransomware berbasis enkripsi yang sangat canggih yang meminta pembayaran dalam mata uang kripto.
2015: Varian ransomware Tox memperkenalkan model ransomware-sebagai layanan (RaaS).
2017: WannaCry, cryptoworm pertama yang mereplikasi diri secara luas, muncul.
2018: Ryuk mempopulerkan perburuan ransomware besar.
2019: Serangan pemerasan ganda dan pemerasan tiga kali lipat menjadi lebih populer. Hampir setiap insiden ransomware yang ditanggapi oleh tim IBM® Security X-Force Incident Reponse sejak 2019 telah melibatkan pemerasan ganda.
2022: Pembajakan thread, di mana penjahat siber menyisipkan diri mereka ke dalam percakapan online yang sah dari target untuk menyebarkan malware, muncul sebagai vektor ransomware yang menonjol.
2023: Seiring dengan meningkatnya pertahanan terhadap ransomware, banyak geng ransomware mulai memperluas persenjataan mereka dan melengkapi ransomware mereka dengan taktik pemerasan baru. Secara khusus, geng seperti LockBit dan beberapa sisa-sisa Conti mulai menggunakan malware infostealer yang memungkinkan mereka mencuri data sensitif dan menyandera data tersebut tanpa perlu mengunci sistem korban.