Orang dalam yang jahat: Mereka adalah orang yang memiliki akses sah dan bahkan hak istimewa ke jaringan perusahaan, lalu mencoba melakukan serangan siber. Data semata—seperti file log atau catatan peristiwa—tidak dapat mengenali semua orang tersebut, tetapi analitik tingkat lanjut bisa melakukannya. Karena UEBA memberikan insight tentang pengguna spesifik, tidak seperti alamat IP, UEBA dapat mengidentifikasi pengguna yang melanggar kebijakan keamanan.
Orang dalam yang disusupi: Penyerang ini mendapatkan akses ke kredensial pengguna sah atau perangkat melalui skema phishing, serangan brute-force, atau cara lain. Alat keamanan biasa mungkin tidak dapat menemukan mereka karena penyerang ini menggunakan kredensial asli yang dicuri sehingga tampak sah. Setelah masuk, penyerang ini akan melakukan pergerakan lateral, bergerak melalui jaringan dan mengambil kredensial baru untuk meningkatkan haknya dan mendapatkan lebih banyak aset sensitif. Meskipun penyerang ini menggunakan kredensial sah, UEBA dapat mengenali anomali perilaku mereka untuk menggagalkan serangan.
Entitas yang disusupi: Banyak organisasi, khususnya pabrik dan rumah sakit, menggunakan sejumlah besar perangkat terhubung, seperti perangkat IoT, sering kali dengan sedikit atau tanpa konfigurasi keamanan. Kurangnya perlindungan menjadikan entitas tersebut target utama bagi peretas, yang dapat membajak perangkat untuk mengakses sumber data sensitif, mengganggu operasi, atau melakukan serangan denial-of-service terdistribusi (DDoS). UEBA dapat membantu mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan bahwa entitas pernah disusupi sehingga ancaman dapat diatasi sebelum dampaknya memburuk.
Eksfiltrasi data: Ancaman orang dalam dan pelaku kejahatan sering kali berusaha mencuri data pribadi, properti intelektual, atau dokumen strategi bisnis dari server, komputer, atau perangkat lain yang telah disusupi. UEBA membantu tim keamanan mengenali pelanggaran data secara real-time dengan memperingatkan tim tentang pola unduhan dan akses data yang tidak wajar.