Sistem pemrosesan transaksi (TPS) adalah jenis perangkat lunak pemrosesan informasi manajemen data yang digunakan selama transaksi bisnis untuk mengelola pengumpulan dan pengambilan data pelanggan dan bisnis.
TPS menciptakan lingkungan eksekusi yang cepat dan akurat, memastikan ketersediaan, keamanan, dan integritas data melalui berbagai bentuk pemrosesan informasi. TPS juga menyediakan fitur kustomisasi dan otomatisasi untuk mempercepat aktivitas pemrosesan sistem komputer dan memungkinkan pelaporan untuk peramalan intelijen bisnis (BI) dan analisis tren tingkat yang lebih tinggi.
TPS pertama, Sabre, dibangun oleh IBM untuk American Airlines pada awal tahun 1960-an. Sabre dirancang untuk memproses hingga 83.000 transaksi harian dan berjalan pada dua komputer IBM 7090. Iterasi Sabre selanjutnya, seperti Airline Control Program (ACP) dan Transaction Processing Facility (TPF), akan diadopsi oleh bank-bank besar, perusahaan kartu kredit, dan jaringan hotel. Saat ini, perusahaan di setiap industri besar bergantung pada perangkat lunak TPS modern untuk memproses transaksi bisnis.
Berbeda dari sistem titik penjualan (POS) pedagang — yang digunakan untuk kegiatan seperti membaca data kartu kredit, mencetak tanda terima dan mengelola pembayaran tunai — TPS menyimpan, mengirim, dan menerima data transaksional yang diperlukan untuk memvalidasi dan menyelesaikan transaksi bisnis. Sebagai contoh, seorang pelanggan di toko kelontong yang membeli sekantong biji kopi dengan kartu kredit akan menggesek kartu mereka di POS, dan TPS akan mengumpulkan informasi kartu mereka, berkomunikasi dengan bank pelanggan, dan menyetujui atau menolak pembelian.
Pedagang online juga akan menggunakan TPS yang disebut sistem pemrosesan transaksional online (OLTP) untuk memverifikasi dan menyelesaikan pembelian serupa. Dalam hal ini, OLTP juga dapat berkomunikasi dengan pusat pemenuhan pedagang untuk memeriksa ketersediaan produk dan mendistribusikan instruksi pengiriman untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Ketika mempertimbangkan sistem pemrosesan transaksi online, perlu diperhatikan perbedaan antara OLTP dan sistem pemrosesan analitik online (OLAP) yang serupa. Meskipun keduanya digunakan untuk pemrosesan data, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
OLTP dirancang untuk mengeksekusi transaksi database online. Jenis sistem ini biasanya dibangun untuk pekerja pelayananan (kasir, teller bank, petugas meja maskapai penerbangan) atau portal layanan mandiri pelanggan (perbankan online, e-commerce, hotel atau pemesanan perjalanan).
Sebaliknya, sistem pemrosesan analitik online (OLAP) dioptimalkan untuk analisis data yang kompleks. Jenis sistem ini digunakan untuk menghasilkan laporan dan insight yang berguna dari kumpulan data yang kompleks dan biasanya digunakan oleh ilmuwan data dan analis bisnis untuk memfasilitasi intelijen bisnis (BI), penambangan data, dan meningkatkan pengambilan keputusan gambaran besar.
Terlepas dari penyedia, TPS yang cukup memenuhi tiga fungsi utama.
Sistem pemrosesan transaksi (TPS) dan sistem pemrosesan transaksional online (OLTP) dapat dikategorikan ke dalam dua metodologi pemrosesan informasi utama. Pilihan TPS perusahaan akan tergantung pada kebutuhan bisnis unik mereka, sementara model hybrid juga dapat digunakan.
Metode pemrosesan transaksi batch mengumpulkan transaksi selama periode waktu tertentu dan memproses semuanya sekaligus dalam interval yang dijadwalkan. Pemrosesan batch adalah metode ideal untuk menangani transaksi dalam jumlah besar secara efisien, seperti transaksi penggajian atau pembaruan data massal. Meskipun pemrosesan batch dirancang untuk memproses kumpulan data kompleks secara efisien, terdapat penundaan yang melekat dalam waktu respons.
Sistem TPS seperti OLTP menggunakan metodologi pemrosesan real-time yang di dalamnya TPS akan memproses setiap transaksi saat terjadi. Sistem ini menawarkan respons langsung yang memungkinkan transisi POS, pembelian online, dan sistem reservasi.
Untuk sistem pemrosesan batch dan sistem real-time, sistem pemrosesan transaksi (TPS) dapat dibagi menjadi empat komponen utama.
Sejumlah transaksi, termasuk faktur, tagihan, kupon, dan jenis pesanan lainnya seperti pesanan pembelian, dapat diperlakukan sebagai input dalam TPS. Secara teoritis, semua jenis entri pesanan dapat dianggap sebagai data input.
TPS dapat menghasilkan berbagai hasil khusus untuk berbagai contoh penggunaan mulai dari laporan arus kas hingga tanda terima, dan dapat digunakan untuk pencatatan, analisis data, pelaporan pajak, dan tujuan bisnis resmi lainnya.
Sistem pemrosesan TPS membaca input, menyelesaikan modifikasi atau pembaruan data, dan menciptakan hasil yang berguna, seperti konfirmasi penjualan atau laporan inventaris.
Meskipun penyimpanan dapat, dalam beberapa kasus, merujuk pada perangkat keras penyimpanan data fisik, TPS rata-rata akan membuat direktori yang mudah dinavigasi untuk menyimpan data input dan output, biasanya dalam bentuk database.
Tujuan dari setiap sistem pemrosesan transaksi (TPS) adalah untuk memungkinkan transaksi bisnis yang lancar. Untuk tujuan ini, TPS yang layak harus menawarkan fitur-fitur penting berikut: