8 Januari 2024
Kode etik pemasok adalah standar terdokumentasi perusahaan untuk anggota ekosistem rantai pasokan mereka. Kode etik pemasok membantu perusahaan memastikan bahwa pemasok, subkontraktor, dan anak perusahaannya memiliki nilai-nilai yang sama dalam hal standar ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan, dampak lingkungan, dan etika bisnis.
Munculnya dan penerapan kode etik pemasok adalah bagian dari penekanan yang lebih luas pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Bisnis, terutama perusahaan publik, sering kali diharapkan untuk membuat keputusan berdasarkan profitabilitas dan dampak dari tindakan mereka terhadap masyarakat dan planet ini. Di pasar global yang saling terhubung, menjunjung tinggi standar rantai pasokan yang tinggi dengan kode etik pemasok membantu perusahaan memenuhi tanggung jawab sosial mereka.
Berita + Insight AI terbaru
Temukan insight dan berita yang dikurasi oleh para pakar tentang AI, cloud, dan lainnya di Buletin Think mingguan.
Pendekatan berbasis nilai terhadap operasi bisnis sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu; pada tahun 1953, Howard R. Bowen dalam “Tanggung Jawab Sosial Pebisnis” mendefinisikan tanggung jawab sosial para eksekutif sebagai “kewajiban pebisnis untuk menjalankan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti jalur tindakan yang diinginkan dari segi tujuan dan nilai-nilai masyarakat kita.”1
Dengan adanya globalisasi, ekspektasi semakin meningkat agar keputusan dan tindakan berbasis nilai tersebut dapat diterapkan di seluruh rantai pasokan global dan hubungan bisnis. Sebagai perusahaan multinasional yang bersumber dari fasilitas manufaktur di seluruh dunia, muncul kekhawatiran tentang kesejahteraan pekerja dan pekerja anak di negara-negara dengan biaya tenaga kerja yang rendah. Pada tahun 1990-an, “perusahaan multinasional mulai mengakui tanggung jawab atas kondisi kerja di pabrik pemasok mereka di negara-negara berkembang, dan kode etik muncul sebagai cara yang dominan untuk mengoperasionalkan rasa tanggung jawab yang diperluas ini.”2
Saat ini, banyak kode etik pemasok tidak hanya menangani masalah ketenagakerjaan tetapi juga standar lingkungan dan antikorupsi. Menurut laporan PBB tentang rantai pasokan berkelanjutan, “dengan bekerja sama, pembeli dan pemasok dalam rantai pasokan dan jaringan global dapat memajukan hak asasi manusia termasuk hak buruh, ketahanan iklim, perlindungan lingkungan, pertumbuhan ekonomi inklusif, dan praktik bisnis yang etis.”3
PBB telah memberikan pengaruh besar pada kode etik pemasok perusahaan: dalam membuat kode mereka, berbagai perusahaan multinasional telah mengutip perjanjian dan deklarasi PBB seperti Global Compact PBB, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan Konvensi PBB Melawan Korupsi . Selain perjanjian PBB, kode etik pemasok sering kali memasukkan standar dari Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) tentang Prinsip dan Hak Mendasar di Tempat Kerja.
Standar yang terkait dengan tiga bidang, tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan, serta lingkungan, merupakan bagian penting dalam kode etik pemasok. Responsible Business Alliance (RBA), koalisi industri terbesar di dunia khusus untuk perilaku bisnis yang bertanggung jawab dalam rantai pasokan global, merinci standar-standar terkait ketiga area ini sebagai berikut:
Standar ketenagakerjaan mencakup persyaratan pekerjaan yang dipilih secara bebas, yang berarti pemasok tidak diizinkan menggunakan tenaga kerja paksa, seperti perbudakan modern dan pekerja yang dipekerjakan melalui perdagangan manusia. Penggunaan pekerja anak dalam setiap tahap manufaktur juga dilarang. Jam kerja dan upah harus mematuhi hukum setempat, termasuk undang-undang ketenagakerjaan. Kekerasan, intimidasi, dan pelecehan verbal dilarang.
Standar ketenagakerjaan juga menekankan non-diskriminasi/non-pelecehan. Dalam praktik perekrutan dan ketenagakerjaan, perusahaan tidak diperkenankan melakukan diskriminasi atau pelecehan berdasarkan ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, orientasi seksual, identitas gender, etnis atau asal kebangsaan, kecacatan, kehamilan, agama, afiliasi politik, keanggotaan serikat pekerja, status veteran yang ditanggung, informasi genetik yang dilindungi, atau status perkawinan.
Perusahaan tidak boleh melanggar kebebasan berserikat dan upaya perundingan bersama: perusahaan harus menghormati hak pekerja untuk membentuk dan bergabung dengan serikat pekerja. Pekerja mungkin tidak menghadapi pembalasan di lingkungan kerja atas pilihan mereka.
Standar kesehatan dan keselamatan mencakup pedoman tentang keselamatan kerja, kesiapsiagaan darurat, penanganan cedera dan penyakit akibat kerja, kebersihan industri, pekerjaan yang menuntut fisik, dan perlindungan pekerja saat mesin menimbulkan bahaya.
Organisasi juga harus menyediakan pekerja dengan akses ke fasilitas toilet bersih, air minum dan fasilitas makan. Ketika perusahaan menyediakan asrama pekerja, asrama tersebut harus dijaga agar tetap bersih dan aman dengan akomodasi di tempat seperti air panas dan penerangan yang memadai.
Perusahaan juga menyediakan pekerja dengan informasi dan pelatihan kesehatan dan keselamatan tempat kerja yang sesuai.
Standar lingkungan menyerukan perusahaan untuk “mengidentifikasi dampak lingkungan dan meminimalkan efek buruk pada masyarakat, lingkungan, dan sumber daya alam, sambil menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat” menurut RBA.4
Standar tersebut mencakup pengamanan persetujuan untuk izin lingkungan, pencegahan polusi dan pengurangan sumber daya, penanganan zat berbahaya, pembuangan dan daur ulang limbah padat, pengelolaan air, pengelolaan dan pemantauan emisi udara dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Kode etik pemasok juga dapat mencakup bagian tentang etika dan sistem manajemen.
Etika
Standar etika mempromosikan standar integritas bisnis tertinggi seperti tidak ada toleransi terhadap penyuapan, korupsi, pemerasan, dan penggelapan, serta kepatuhan terhadap undang-undang antikorupsi seperti Foreign Corrupt Practices Act di Amerika Serikat dan Bribery Act of 2010 di Inggris. Mereka juga menekankan transparansi dalam transaksi bisnis; perlindungan hak kekayaan intelektual; praktik bisnis yang adil; standar persaingan yang adil dan bebas dari konflik kepentingan; sumber mineral yang bertanggung jawab, termasuk uji tuntas atas rantai pengawasan mineral tersebut; perlindungan bagi pelapor pelanggaran; dan perlindungan informasi pribadi setiap orang yang berbisnis dengan perusahaan.
Sistem manajemen
Perusahaan dapat memantau hubungan pemasok mereka dan kesesuaiannya dengan kode etik pemasok, serta kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, melalui sistem manajemen. Elemen-elemen dari sistem tersebut dapat mencakup pelatihan mengenai penerapan prosedur yang selaras dengan kode etik, manajemen risiko, audit dan penilaian untuk memeriksa ketidakpatuhan dan proses tindakan korektif untuk mengatasi kekurangan. Sistem semacam itu dapat memfasilitasi peningkatan berkelanjutan oleh perusahaan saat mereka bekerja untuk mencapai tujuan lingkungan, sosial, serta kesehatan dan keselamatan.
Sumber daya
Libatkan pemasok Anda dan sederhanakan penghitungan emisi Cakupan 3 – Kategori 1 Anda untuk memenuhi persyaratan pelaporan dan mengoptimalkan kinerja.
Gunakan solusi rantai pasokan IBM untuk mengurangi gangguan dan membangun inisiatif yang tangguh dan berkelanjutan.
Bangun rantai pasokan berkelanjutan yang didukung AI dengan layanan konsultasi rantai pasokan IBM.
Catatan kaki
1 “A literature review of the history and evolution of corporate social responsibility”(tautan berada di luar ibm.com), International Journal of Corporate Social Responsibility, 22 Jan 2019.
2 “A systematic review of the literature on supplier code of conduct” (tautan berada di luar ibm.com), International Journal of Contemporary Management, 2018.
3 “Supply Chain Sustainability: A Practical Guide for Continuous Improvement”(tautan berada di luar ibm.com), United Nations Global Compact Office dan BSR, 2015.
4 “Responsible Business Alliance Code of Conduct”(tautan berada di luar ibm.com), Responsible Business Alliance, 2024.